My Picture

My Picture
Sponsor

Selasa, 03 Maret 2015

Resep Praktikum Mentega


 
BAHAN:
1.  Krim (susu segar bagian atas)
2.  Garam
3.  Air dingin

ALAT:
1.  Wadah untuk pasteurisasi krim
2.  Blender
3.  Gelas ukur
4.  Timbangan
5.  Almari pendingin
6.  Termometer
7.  Piring
8.  Sendok
9.  Aluminium foil

PROSEDUR KERJA:
1. Susu segar dalam kemasan plastic disimpan dalam almari es semalam, akan terbagi bagian krim dan skim susu. (Kamis)
2.  Pisahkan krim susu dengan menggunting ujung bawah kemasan plastic, pisahkan perlahan. (Jum’at) 
3. Lakukan pasteurisasi krim secara holding ( 65oC selama 30 menit), 72oC 15 menit. (Jumat)
4. Dinginkan krim dalam almari es (< 10oC) semalam (Jum’at-Senin)
5.  Lakukan pengocokan (churning) dengan blender sampai terbentuk bakal mentega (Senin)  
6.  Keluarkan buttermilk dari blender, ukur volumenya.
7.  Masukkan air es ke dalam blender, sebanyak buttermilk yang sudah dibuang tadi. Cucilah bakal mentega dengan memutar blender.  Jaga suhunya agar tidak lebih dari 10oC. Lakukan pencucian berulangkali sampai air pencucinya bersih
8.  Keluarkan bakal mentega dari blender, lakukan  working dengan menekan-nekannya dengan sendok, sambil mencampurkan garam halus (0,25, 0,5, 0,75, 1, 1,5, 1,75, 2%)
9.  Timbang mentega yang dihasilkan, kemudian kemaslah dalam aluminium foil dan simpan dalam almari pendingin.

PENGAMATAN:
1.  Hitunglah overrun mentega yang dihasilkan, serta beri komentar !
                                      Berat mentega (g) – Lemak krim (g)
            Overrun (%)  =  ___________________________________________    x  100%
                                                 Lemak krim (g)

2. Bandingkan mentega yang dihasilkan dengan mentega komersial (warna, aroma, kekompakan dan rasa). Bahas kemungkinan penyebabnya !

Kedudukan, fungsi dan tujuan Filsafat


A. Kedudukan Filsafat
Kedudukan filsafat dalam sejarah kehidupan manusia memang sangat istimewa. Sejak masa sebelum masehi, filsafat telah muncul sebagai ilmu pengetahuan, pegangan manusia pada zaman itu dalam mengarungi hidup dan kehidupan. Dengan menguasai filsafat saat itu dapatlah seorang ahli menjawab segala permasalahan, baik yang menyangkut masalah :
1.     Individu (manusia pribadi)
2.     Sosial (manusia dengan sesama)
3.     Budaya
4.     Teknik
5.     Ekonomi
6.     Kedokteran
7.     Hukum
8.     Dunia
9.     Tuhan
Dengan demikian filsafat tampil dengan eksistensi dan misinya sebagai “mather scientiarium”  (induk ilmu pengetahuan) dalam arti mencakup semua ilmu pengetahuan khusus.
Sejalan dengan perkembangan zaman, sesuai dengan perkembangan kehidupan modern dan semakin terasa kebutuhan untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi oleh manusia, lahirlah ilmu pengetahuan khusus. Dalam manifestasinya masing-masing ilmu pengetahuan khusus itu mengucapkan “selamat tinggal “ (memisahkan diri)” dari induknya yaitu filsafat.
Momentum pemisahan ini dimulai pada sekitar zaman Reinaissance (pencerahan),misalnya fisika dan matematika. Peristiwa pemisahan itu ditengarai dua hal pokok yang mewarnai filsafat dalam eksistensinya sebgai salah satu bentuk pengetahuan yaitu:
1. Kedudukan Filsafat yang mencakup keseluruhan ilmu-ilmu pengetahuan khusus tetapi masih dirasakan sampai dewasa ini.
2. Sesudah mather scientiarium (filsafat) di tinggal pergi oleh putra-putranya tercinta (ilmu-ilmu pengetahuan khusus). Maka filsafat sebagai induknya tidak punah begitu saja, tetapi tetap hidup (survival) dengan eksistensi baru sebagai “ilmu sempurna” atau “ilmu istimewa” dengan misinya yang mengusahakan pemecahan segala masalah ysng tidak dapat dipecahkan oleh ilmu-ilmu pengetahuan khusus itu. Sehingga ilmu-ilmu khusus tersebut kembali membutuhkan filsafat, muncullah; filsafat matematika, filsafat politik, filsafat bahasa dan lain sebagainya.

B. Fungsi Filsafat
Melatih berfikir serius, kritis, rasional dan logis serta argumentatif, mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas) dan mengajarkan cara berfikir yang cermat dan tidak kenal lelah.

C. Tujuan Filsafat
Pada dasarnya tujuan mempelajari filsafat dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.     Dengan berfilsafat dapat menjadikan manusia lebih terdidik dan dapat membangun diri sendiri.
2.     Bersikap obyektif dalam memandang kehidupan ini.
3.     Berpandangan luas, filsafat dapat menyembuhkan dari kepicikan dan ego.
4.     Filsafat mengajarkan untuk mampu berfikir mandiri (tidak taqlid atau ikut-ikutan)
5.     Filsafat memberikan petunjuk  dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya dapat menyerasikan antara logika, rasa, rasio, pengalaman dan agama di dalam usaha manusia mencapai pemenuhan kebutuhannya dalam usaha yang lebih lanjut yaitu “mencapai hidup bahagia dan sejahtera”.