BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan adanya tugas dari
mata kuliah “Teknik Komunikasi”. Yang dimana tugas tersebut adalah memahami
intra personal skill. Maka dari itu saya bermaksud membuat artikel untuk merealisasikan
tugas mata kuliah ”Teknik Komunikasi”. Dan artikel tersebut berjudul “Makalah
Intrapersonal”.
Diharapkan
dengan memenuhi tugas mata kuliah ini, saya dapat mengenali hidangan asia
timur. Karena pada nantinya ketika telah lulus dari jurusan PKK ilmu ini akan
menjadi bekal yang sangat berguna
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
definisi dari pembukaan diri (self discloser) ?
2.
Apa
definisi dari membangun kepercayaan diri?
3.
Apa
definisi dari komunikasi secara verbal ?
4.
Apa
definisi dari mengungkapkan perasaan ?
5.
Apa
definisi dari saling menerima dan mendukung ?
6.
Apa
definisi dari konflik hubungan antar pribadi dan kelompok ?
7.
Apa
sajakah yang harus saya evaluasi pada diri saya dan bagaimana cara
pengembangannya ?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
definisi dari pembukaan diri (self discloser).
2.
Mengetahui
definisi dari membangun kepercayaan.
3.
Mengetahui
definisi dari komunikasi secara verbal.
4.
Mengetahui
definisi dari mengungkapkan perasaan.
5.
Mengetahui
definisi dari saling menerima dan mendukung.
6.
Mengetahui
definisi dari konflik hubungan antar pribadi dan kelompok.
7.
Mengetahui
yang harus saya evaluasi pada diri saya dan mengetahui cara pengembangannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
PEMBUKAAN
DIRI (SELF-DISCLOSURE)
Pembukaan
diri atau self-disclosure adalah proses
komunikasi melalui mana seseorang mengungkapkan dirinya yang lain. Ini terdiri dari semua individu memilih untuk memberitahu
orang lain tentang dirinya sendiri, membuat dia dikenal. Informasi dapat deskriptif atau evaluatif dan dapat mencakup
pikiran, perasaan, aspirasi, tujuan, kegagalan, keberhasilan, ketakutan, mimpi
serta suka seseorang, tidak suka, dan favorit.
Menurut
Johnson, pembukaan diri memiliki dua sisi, yaitu bersikap terbuka kepada orang
yang lain dan bersikap terbuka bagi orang lain. Terbuka bagi orang lain,
berarti menunjukkan bahwa kita menaruh perhatian pada perasaannya terhadap
kata-kata atau perbuatan kita.
Menurut
Johnson (1981), beberapa manfaat
dari pembukaan diri terhadap hubungan antar pribadi :
a. Pembukaan
diri merupakan dasar hubungan sehat dua orang.
b. Pembukaan
diri merupakan dasar orang menyukai dan terbuka pada kita.
c. Pembukaan
diri merupakan dasar relasi komunikasi intim dengan diri sendiri dan orang lain.
d. Orang
yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat :
terbuka, kompeten, ekstrover, fleksibel, adaptif dan intelegen.
e. Membuka
diri berarti bersikap realistis. Maka pembukaan diri harus jujur, tulus, dan
autentik.
Disaat kita sedang berbicara kepada diri
kita sendiri, sedang melakukan perenungan, perencanaan, dan penilaian pada diri
kita terjadi proses neuro-fisiologis yang membentuk landasan bagi tanggapan,
motivasi, dan komunikasi kita dengan orang-orang atau faktor-faktor di
lingkungan kita (Casmir:1974, 37). Mampu berdialog dengan diri sendiri berarti
mampu mengenal diri sendiri. Belajar mengenal diri sendiri berarti belajar
bagaimana kita berpikir dan berasa, bagaimana kita mengamati,
menginterpretasikan dan bereaksi di lingkungan kita.
Dalam komunikasi intrapersonal, akan
dijelaskan bagaimana orang menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya dan
menghasilkannya kembali. Proses pengolahan informasi, yang di sini kita sebut
komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.
1. Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” yang
artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya.
Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang
tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama
sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.” Definisi sensasi, fungsi alat
indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal
lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera
penerima, sesuai dengan sumber informasi
2. Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli
inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi,
seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional.
Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
3. Perhatian
(Attention)
Perhatian adalah proses mental ketika
stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat
stimuli lainnya melemah.
2.
MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI
Bicara kepercayaan,
setiap orang memaknai dan mendefinisikan kepercayaan berbeda-beda. Secara
pribadi, definisi kepercayaan adalah adalah keyakinan bahwa orang lain tempat
kita bergantung akan memenuhi harapan-harapan kita.
Adalagi yang berpendapat
bahwa kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain
dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental
yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang
mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan
dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai
(Moorman, 1993).
Lain lagi menurut
Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan
perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang
baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu
pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa
pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya,
terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang
dipercaya (Mayer et al, 1995).
Dalam dunia bisnis
maupun dalam hidup bermasyarakat dalam berinteraksi kepercayaan adalah sesuatu
hal yang sangat mahal nilainya dan untuk mendapatkannya pun perlu perjuangan
apalagi mempertahankan yang namanya kepercayaan.
Ketika seseorang
dipercaya di lingkungan kerja, di dunia bisnis maupun di lingkungan masyarakat,
maka banyak hal akan berjalan dengan baik dan mudah, namun sebaliknya ketika
rasa percaya itu hilang maka secara perlahan kesulitan akan hadir.Seorang
pengusaha misalnya, ketika rekan bisnisnya tak lagi menaruh kepercayaan, maka
satu persatu rekan atau kolega bisnisnya akan meninggalkannya, demikian pula
dalam sebuah persahabatan.
Begitu demikian luhurnya
arti sebuah kepercayaan, sehingga butuh waktu untuk membangun dan
mempertahankannya. Kepercayaan tidak datang dengan tiba-tiba, dia harus
dibangun, dan dipertahankan untuk selama-lamanya. Ada beberapa orang yang bisa
membangun tetapi kurang pandai dalam mempertahankan.
Tiga elemen atau faktor
penting yang perlu dilakukan untuk membangun serta mempertahankan kepercayaan,
diantaranya adalah :
1.
Kredibilitas
Karena
kredibilitas merupakan hal sangat penting untuk diperhatikan. Semakin
bagus kualitas dan kapabilitas seseorang, atau bisnis yang sesuai dengan
bidangnya akan semakin kredibel dimata konsumen. Untuk mewujudkan kredibilitas
seseorang pun perlu waktu yang tidak singkat dan butuh proses mengenal diri
kita. Mungkin hal ini tidak sejalan dengan ungkapan “Jangan melihat buku dari
sampulnya atau jangan menilai orang dari penampilannya” tetapi dalam hal bisnis
kesan pertama sangat membangun kredibilitas dan kepercayaan
konsumen. Penampilan saja memang tidak cukup untuk menilai atau mengukur
kredibilitas seseorang. Karena lamanya waktu yang dibutuhkan itulah maka disini
perananan kredibilitas menjadi menjadi learning poin.
2.
Kedekatan
Kedekatan merupakan
faktor kedua yang sangat penting dalam membangun kepercayaan, seseorang
memiliki kredibilitas tetapi tidak punya kedekatan dan tidak mampu untuk
berkomunikasi dengan baik, maka kepercayaan pun sulit di wujudkan. Contoh kecil
misalnya, kita sedang butuh seorang guru les matematika untuk adik
kita, lalu kita diperkenalkan dengan seorang guru les matematika yang
memiliki kredibilitas. Kemudian kita pun berusaha untuk menghubungi dia via
ponsel tetapi tak pernah ada jawaban, sementara waktu semakin bergulir dan
semakin dekat. Dengan awal yang sulit seperti itu akankah kita bisa
percaya kepada seorang guru les yang direkomendasikan teman kita…? Lalu
bagaimana misalnya dia akan memberikan kita kepercayaan atas progress pelajaran
yang telah diberikan. Disinilah arti pentingnya sebuah kedekatan. Kredibilitas
akan menjadi sangat tidak berarti jika tidak di imbangi dengan kedekatan.
………………………………
3.
Reliabilitas atau keandalan
Reliabilitas merupakan
pembuktian apakah seseorang bisa memenuhi hal-hal yang diharapkan oleh relasi,
sahabat atau orang sekitar. Atau apakah penjual bisa memenuhi hal-hal yang
diharapkan dari para konsumennya.
Dari ketiga elemen, reliabilitas ini faktor yang terpenting dalam
membangun apalagi mempertahankan kepercayaan.
Kita bisa saja salah menilai orang dalam
kredibilitas dan kedekatan karena hanya berdasar pada penilaian sesaat,
tapi kita tidak akan salah menilai orang berdasarkan reliabilitas atau
kehandalannya.Kelemahan dari reliabilitas ini butuh proses dan waktu untuk
menampakkan diri, sedangkan kita dalam menilai seseorang terkadang memerlukan
waktu yang cepat.
Untuk membuktikan reliabel atau tidaknya seseorang kita perlu
membuktikan janji, atau dalam bisnis apa yang disampaikan pada kesepakatan
apakah terbukti atau tidak. Oleh karena itu, dalam bisnis ada hal-hal yang bisa
diperhitungkan yang kemudian perhitungan itu mendasari pada keputusan yang akan
diambil. Perhitungan bisa berupa target bisnis atau progress yang akan dilalui
atau adanya indikator kemajuan atau kemunduran bisnis.
Dalam berbisnis, bersahabat maupun dalam lingkungan
masyarakat, kepercayaanbisa
jadi sebagai modal utama. Apapun bisnisnya, siapapun sahabat
kita pastimembutuhkan yang namanya kepercayaan. Karena sekali saja
kita kehilangan keperayaan maka untuk mendapatkannya kembali butuh waktu yang
sangat lama dan tidak mudah. Sesuai dengan tulisan yang ada di atas ini, arti
dari kepercayaan itu adalah kemauan seseorang atau sekelompok orang untuk mau
memberi keyakinan pada seseorang yang ditujunya.
2.1. DEFINISI PERCAYA
DIRI
Kebanyakan
orang menganggap bahwa criteria orang yang percaya diri diri adalah sesosok
figure yang sempurna dan mampu melakukan apa saja, atau memiliki penampilan
fisik tanpa cacat sedikitpun. Mungkin di antara mereka ada beberapa orang yang
minder karena memiliki kekurangan misalnya hidung pesek, tubuh mungil, rambut
krebo,dll.
Percaya diri dapat diartikan bahwa suatu kepercayaan akan kemampuan sendiri
yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki dapat di manfaatkan secara
tepat. Psikolog W.H.Miskell di tahun 1939 telah mendefinisikan arti percaya
diri dalam bukunya yang bertuliskan “ Percaya diri adalah kepercayaan akan
kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat
memanfaatkannya secara tepat.” Tak lain halnya psikolog ultra kondang maslow
yang berkata “Percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan aktualitas
diri. Dengan percaya diri orang akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri.
Sementara itu, kurangnya percaya diri akan menghambat pengembangan potensi
diri. Jadi orang yang kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis
dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan,
serta bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding-bandingkan dirinya
dengan orang lain".
2.2. 10 Tips Meningkatkan Kepercayaan
Diri
Kurangnya
rasa percaya diri dapat membuat seseorang minder, menutup diri, dan sulit
mengembangkan kepribadian. Dalam beberapa kasus kurangnya rasa pecaya diri dapat
menghambat karir seseorang karena bersikap pasif. Bagaimana cara meningkatkan
kepercayaan diri? Jika anda ingin meningkatkan rasa percaya diri, berikut
beberapa tips meningkatkan rasa percaya diri yang mungkin dapat membantu anda.
1.
Perbaiki
Penampilan Anda
Pada umumnya khalayak umum menilai anda dari penampilan sebelum melihat
kemampuan anda sebenarnya. Berpakaian rapi dan berdandan dapat meningkatkan
respek orang terhadap anda yang membuat anda nyaman berada di tengah orang
banyak.
2.
Hormati
Orang Lain
Jika anda menghormati orang lain, maka ia juga akan menghormati anda.
Pandanglah orang lain secara bersahabat. Perlakukan orang lain secara adil
tanpa pilih kasih.
3.
Perluas
Pergaulan
Orang yang tertutup cenderung kurang percaya diri. Hal ini karena keterbatasan
wawasannya dalam menilai dan memahami orang lain. Ia tidak memahami bahwa
seorang berkedudukan tinggi seperti jendral atau gubernur sekalipun bisa diajak
berbagi cerita, termasuk mengenai hal-hal sederhana.
4.
Identifikasi
dan Perbaiki Kelemahan Anda
Kenali apa kelemahan anda yang mengurangi rasa percaya diri. Jika anda merasa
tidak bisa berbicara di depan audiens, anda bisa mengikuti kursus atau belajar
sendiri dengan modul latihan. Jika anda tidak bisa berbahasa Inggris, anda bisa
mengikuti kursus.
5.
Bersyukur
Bersyukur adalah berterima kasih kepada Tuhan atas karunia yang diberikan
Tuhan. Tidak ada manusia yang sempurna. Jika anda memiliki satu kekurangan,
orang lain juga mempunyai kekurangan. Bersyukur membantu anda berpikir
realistis dan tidak melampaui batas dengan berbuat curang.
6.
Optimis
Jika anda memiliki keyakinan bahwa anda bisa melakukan sesuatu, anda akan
memiliki kekuatan lebih untuk membuktikan bahwa anda bisa. Jika orang lain bisa
melakukannya, anda juga pasti bisa.
7.
Berpikir
Positif terhadap Diri Sendiri Maupun terhadap Orang Lain
Berpikir positif terhadap diri sendiri diwujudkan dalam bentuk niat melakukan
sesuatu dengan sebaik-baiknya apapun hasil yang akan diperoleh dan menghindari
berbuat curang. Berpikir positif terhadap orang lain diwujudkan dengan tidak
mencurigai orang lain akan merugikan kita.
8.
Berani
Mencoba
Jika anda tidak mencoba melakukan sesuatu yang baru, anda tidak akan pernah
bisa melakukannya. Tidak sedikit orang yang mencoba sesuatu yang baru kemudian
menemukan bahwa ia memiliki bakat dan kemampuan lebih di bidang itu.
9.
Curhat
Menyimpan dan menghadapi masalah anda sendirian akan membuat anda tertekan dan
tidak percaya diri. Bicarakan masalah anda dengan orang dekat anda misalkan
kepada ibu, saudara, sahabat, rekan kerja, dsb. Anda butuh orang yang
memberikan dukungan dengan ikhlas dan tanpa kepentingan.
10.
Jadilah
Diri Sendiri
Jika anda ingin menjadi orang lain, anda akan segera menyadari banyak
kekurangan anda. Jika anda ingin meniru orang lain maka tirulah prinsipnya.
Selagi tidak keluar dari norma dan etika, lakukan dengan cara anda. Hidup cuma
sekali, nikmati hidup anda. Miliki hobby dan kesenangan. Bantulah orang lain
yang ingin anda bantu.
3. KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SECARA VERBAL
Komunikasi verbal adalah salah satu bentuk komunikasi yang ada
dalam kehidupan manusia dalam hubungan atau interaksi sosialnya. Pengertian
komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan dengan lisan (oral) atau dengan tertulis
(written).
Dari pengertian komunikasi verbal tersebut maka jelas peranannya
sangat besar karena sebagian besar proses komunikasi berlangsung dengan
komunikasi verbal ide-ide, pemikiran atau keputusan lebih mudah disampaikan
secara verbal dibandingkan non verbal. Pada pengertian komunikasi verbal ini
komunikan juga lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan dengan
komunikasi verbal ini.
Meneruskan sisi pengertian komunikasi verbal diatas, penggunaan
verbal lebih banyak menggunakan kata-kata, opini atau lisan dan juga
menggunakan symbol-simbol atau kode yang berupa tulisan.
1.
Lisan (Oral
Communication)
Komunikasi lisan
menjadikan bahasa sebagai media penyampai pesan. Pikiran dan perasaan seseorang
disampaikan melalui kata-kata yang dianggapnya tepat dan mewakili apa yang ada
dalam dirinya.
2.
Komunikasi Tulisan
(Written Communication)
Komunikasi tulisan
menjadikan symbol yang dituliskan pada kertas atau tempat lain sebagai alat
penyampai ide atau perasaan. Komunikasi tulisan akan sangat penting jika kita
ingin mengetahui secara keseluruhan gagasan, pernyataan atau perasaan
seseorang. Pesan tulisan memiliki sistematis yang jelas, pilihan kata dan tanda
baca, yang dapat membantu pihak lain memahami apa yang ingin kita sampaikan.
Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.
Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:
1. Bahasa
Pada
dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa
verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu
bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama
lain.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun
sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan
komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah:
a. Untuk mempelajari tentang dunia
sekeliling kita;
b. Untuk membina hubungan yang baik di
antara sesama manusia
c. Untuk menciptaakan ikatan-ikatan
dalam kehidupan manusia.
Bagaimana mempelajari bahasa?
Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa
memiliki kemampuan berbahasa.
Teori pertama disebut Operant
Conditioning yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi
behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan unsur
rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan
istilah S-R. teori ini menyatakan bahwa jika satu organism dirangsang oleh
stimuli dari luar, orang cenderung akan member reaksi. Anak-anak mengetahui
bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh
orang lain.
Teori kedua ialah teori kognitif
yang dikembangkan oleh Noam Chomsky. Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada
pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir.
Teori ketiga disebut Mediating
theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh Charles Osgood. Teori
ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak
saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi
juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.
2. Kata
Kata
merupakan lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambing yang melambangkan
atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi,
kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak
ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang
berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.
4. MENGUNGKAPKAN
PERASAAN
Ungkapan perasaan adalah penggambaran apa yang ada di dalam hati
seseorang agar diketahui oleh orang lain di sekitarnya. Perasaan yang ada di
dalam hati terkadang memang butuh untuk diungkapkan agar orang lain tahu dan
mengerti tentangnya. Tidak hanya tersimpan di dalam hati, tapi juga ingin agar
orang lain tahu apa yang kita rasa.
Perasaan adalah sesuatu yang ada di dalam hati kita. Jauh
tersimpan di diri kita tanpa ada orang lain yang tahu dan mengerti tentang hal
ini. Dengan ungkapan perasaan yang kita sampaikan kepada orang lain tentu kita
mempunyai maksud agar mereka mengetahui apa yang kita rasa dan apa yang ada di
dalam hati kita. Ungkapan perasaan seakan adalah semacam alat komunikasi untuk
mentransfer isi perasaan kita.
Perasaan kita pun bermacam-macam. Ada rasa suka, saying, cinta,
senang, dan bahagia. Tapi, juga ada perasaan marah, benci, kesal, cemburu,
sedih, dan hal yang tidak mengenakan lainnya.
Semuanya dapat kira rasakan dan terkadang orang pun merasakannya.
Perasaan juga tersimpan jauh dalam hati kita yang sangat sulit untuk diketahui
dan dimengerti oleh orang lain tanpa kita ungkapkan dengan jelas.
Dengan adanya ungkapan perasaan diri seseorang tidak hanya
bertujuan supaya orang lain tahu apa yang kita rasa. Tapi, terkadang kita juga
ingin untuk berbagai tentang perasaan yang kita rasa kepada orang di sekitar
ini.
Ada berbagai macam ungkapan perasaan.
Perasaan
kita bisa diungkapkan dengan berbagai cara. Perasaan dapat diungkapkan dengan
berbagai cara. Perasaan dapat diungkapkan melalui :
1.
Ungkapan perasaan
melalui mimic wajah
Mimic adalah ekspresi
wajah, bagaimana wajah mengungkapkan rasa marah, senang, bahagia, dan perasaan
lain. Kita dapat mengetahui bagaimana orang itu marah atau senang dengan
melihat wajahnya saja. Karena wajahh dapat mengeluarkan ekspresi dan luapan
perasaan yang ada dalam hati seseorang.
Akan terlihat jelas dan
wajah seseorang ketika ia sedih atau senang. Halini memang sangat mudah
terlihat dari luar. Wajah memang merupakan bagian tubuh kita yang gampang
sekali terlihat. Wajah juga merupakan tempat kita untuk mengetahui apa yang
dirasakan seseorang.
2.
Ungkapan
perasaan gerak tubuh.
Ungkapan perasaan
melalui gerak tubuh pun sangat mudah sekali untuk di lihat oleh orang lain di
sekitar kita. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa gerak tubuh adalah bahasa
yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Seseorang yang hanya
menggelengkan kepala dapat dimengerti bahwa ia mengatakan tidak. Seseorang yang
mengangkat pundaknya secara perlahan sudah dapat menggambarkan bahwa ia dalam
keadaan tidak tahu tentang suatu hal.
Gerak tubuh atau yang
banyak disebut dengan gesture memang hanyalah sebuah gerakan ringan dari tubuh
kita. Tapi, dapat mengungkapkan perasaan yang membuat banyak arti. Terkadang
kita tidak sengaja mengeluarkan gerak tubuh tertentu, tapi orang di sekeliling
kita sudah dapat menerka-nerka perasaan yang kita alami pada saat itu. Walau
pun mungkin sebenarnya kita ingin menutupi perasaan itu agar tidak diketahui
oleh orang disekitar kita.
3.
Ungkapan
perasaan melaui perkataan
Mungkin ungkapan
perasaan inilah yang paling dapat dimengerti oleh orang lain dan paling banyak
digunakan. Dengan perkataan yang lugas, sudah dapat mentrasfer kepada orang
lain tentang perasaan kita. Dan mungkin tidak akan terjadi kesalah pahaman dalam
menterjemahkannya.
Perkataan adalah
kata-kata yang keluar dari mulut kita. Walau pun tak selalu perkataan itu
sesuai dengan apa yang ada di dalam hati karena terkadang sangatlah gampang bai
kita untuk berbohong atau menutupi perasaan dengan berkata yang tidak
sebenarnya, tapi perkataan sangatlah mudah untuk dipahami.
Ketika kita sedih,
tinggal bilang saja kalau kita sedih. Ditambah dengan mimic wajah sedih gerak
tubuh yang menyatakan kesedihan, tertentu sangatlah dapat diketahui bahwa kita
memang sedang sedih.
Perkataan tidaklah
mutlak hanya berupa kata-kata saja. Perkataan selalu diiringi dengan nada,
intonasi, dan gaya bahasa tertentu. Hal ini justru menambah kuat dan arti yang
ingin kita sampai kepada orang lain.
4.
Ungkapkan
perasaan melalui perbuatan
Ternyata tidak hanya
dengan mimic wajah, gerak tubuh,dan perkataan saja kita dapat mengungkapkan
perasaan kita. Satu hal lagi sebagai sarana kita untuk mengungkapkan perasaan
adalah dengan perilaku atau perbuatan.
Perbuatan adalah sebuah
tindakan nyata yang sangat mudah untuk dilakukan dalam mengekpresikan perasaan
kita.
5.
SALING
MENERIMA DAN MENDUKUNG
Komunikasi
antarpribadi bersifat dialogis, dalam arti arus balik antara komunikator dengan
komunikan terjadi secara langsung, sehingga pada saat itu juga komunikator
dapat mengetahui secara langsung tabggapan dari komunikan, dan secara pasti
akan mengetahui apakah komunikasinya positif, negatif dan berhasil atau tidak.
Apabila tidak berhasil, maka komunikator dapat memberi kesempatan kepada
komunikan untuk bertanya seluas – luasnya.
5.1 Perilaku
Komunikasi Antarpribadi
Secara
psikologis perilaku komunikasi antarpribadi siswa meliputi keterbukaan, empati,
dukungan, rasa positif dan kesetaraan. Ciri – ciri efektifitas komunikasi
antarpribadi menurut Kumar (Wiryanto, 2005: 36) dan De vito (Sugiyo, 2005: 4) :
1. Keterbukaan (Openess),
yaitu kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di
dalam menghadapi hubungan antarpribadi.
2. Empati (Empathy),
yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain.
3. Dukungan (Supportivenes),
yaitu situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung
efektif.
4. Rasa positif (Positivenes),
seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang
lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif
untuk interaksi yang efektif.
5. Kesetaraan atau
kesamaan (Equality), yaitu pengakuan secara diam – diam bahwa kedua
belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan.
5.1.1
Keterbukaan (Openess)
Keterbukaan
atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi
yang efektif. Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan
kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang
masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan kita di masa kini tersebut.
“Johnson
Supratiknya, (1995: 14) mengartikan keterbukaan diri yaitu membagikan kepada
orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan,
atau perasaan kita terhadap kejadian – kejadian yang baru saja kita saksikan.
Secara psikologis, apabila individu mau membuka diri kepada orang lain, maka
orang lain yang diajak bicara akan merasa aman dalam melakukan komunikasi
antarpribadi yang akhirnya orang lain tersebut akan turut membuka diri”.
Brooks dan
Emmert (Rahmat, 2005: 136) mengemukakan bahwa karakteristik orang yang terbuka
adalah sebagai berikut :
a. Menilai
pesan secara objektuf, dengan menggunakan data dan logika.
b. Membedakan
dengan mudah, melihat nuansa, dsb.
c. Mencari
informasi dari berbagai sumber.
d. Mencari
pengertian pesan yabg tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.
5.1.2 Empati (Emphaty)
Menurut Sugiyo
(2005: 5) empati dapat diartikan sebagai mengahayati perasaan orang lain dan
turut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Sementara Surya (Sugiyo, 2005:
5) mendefinisikan bahwa empati adalah sebagai suatu kesediaan untuk memahami
orang lain secara paripurna baik yang nampak maupun yang terkandung, khususnya
dalam aspek perasaan, pikiran dan keinginan. Menurut Winkel (1991: 175) bahwa
empati yaitu, konselor mampu mendalami pikiran dan menghayati perasaan siswa,
seolah – olah konselor pada saat ini menjadi siswa, tanpa terbawa – bawa
sendiri oleh semua itu dan kehilangan kesadaran akan pikiran serta perasaan
pada diri sendiri.
Sedangkan,
Jumarin (2002: 97) menyatakan bahwa empati tidak saja berkaitan dengan aspek
kognitif, tetapi juga mengandung aspek afektif, dan ditunjukkan dalam gerakan,
cara berkomunikasi (mengandung dimensi kognitif, afektif, perseptual,
somatic/kinesthetic, apperceptual dan communicative).
5.1.3 Dukungan (Supportiveness)
Menurut Sugiyo
(2005: 6) dalam komunikasi antarpribadi perlu adanya suasana yang mendukung
atau memotivasi, lebih – lebih dari komunikator. Rahmat (2005: 133) mengatakan
bahwa “sikap supportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif”. Jack
R.Gibb (Rahmat, 2005: 134) menyebutkan beberapa perilaku yang menimbulkan
perilaku suportif, yaitu :
1. Deskripsi,
yaitu menyampaikan perasaan dan persepsi kepada orang lain tanpa menilai; tidak
menguji atau mengecam, mengevaluasi pada gagasan, bukan pada pribadi orang
lain, orang tersebut “merasa” bahwa kita menghargai diri mereka.
2. Orientasi
masalah, yaitu mengajak untuk bekerjasama mencari pemecahan masalah, tidak
mendikte orang lain, tetapi secara bersama – sama menetapkan tujuan dan
memutuskan bagaimana mencapainya.
3. Spontanitas,
yaitu sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam.
4. Provisionalisme,
yaitu kesediaan untuk meninjau kembali pendapat diri sendiri, mengakui bahwa
manusia tidak luput dari kesalahan sehingga wajar kalau pendapat dan keyakinan
diri sendiri dapat berubah.
5.1.4 Rasa
positif (Positivenes)
Rasa positif
merupakan kecenderungan seseorang untuk mampu bertindak berdasarkan penialian
yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang
yang penting dan berniali bagi orang lain, memiliki keyakinan atas kemampuannya
untuk mengatasi persoalan, peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan
sosial yang telah diterima. Sugiyo (2005: 6) mengartikan bahwa rasa positif
adalah adanya kecenderungan bertindak pada diri komunikator untuk memberikan
penilaian yang positif pada diri komunikan. Rahmat (2005: 105) menyatakan bahwa
sukses komunikasi antarpribadi banyak tergantung pada kualitas pandangandan
perasaan diri; positif atau negatif.
5.1.5 Kesetaraan
(Equality)
Kesetaraan
merupakan perasaan sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau
rendah, walaupun terdapat perbedaan dalamn kemampuan tertentu, latar belakang
keluarga atau sikap orang lain terhadapnya. Rahmat (2005: 135) mengemukakan
bahwa persamaan atau kesetaraann adalah sikap memperlakukan orang lain secara
horizontal dan demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau
lebih baik dari orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual
kekayaan atau kecantikan.
5.2 Hambatan
dalam Upaya untuk Saling Menerima dan Mendukung
Hambatan
Komunikasi
1) Faktor
yang bersifat teknias yaitu kurangnya penguasaan teknik berkomunikasi. Teknik
komunikasi mencakup unsur – unsur yang ada dalam komunikator dalam
mengungkapkan pesan, menyandi lambang – lambang, kejelian dalam memilih
saluran, dan metode penyampaian pesan.
2) Faktor
yang sifatnya perilaku. Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku
komunikasi yang bersifat :
a. Pandangan
bersifat apriori
b. Prasangka
yang didasarkan atas emosi
c. Suasana
yang otoriter
d. Ketidakmampuan
untuk berubah walaupun salah
e. Sifat
yang egosentris
3) Faktor
yang bersifat situasional kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi, misalnya :
situasi ekonomi, sosial, politik, dan kemanan.
6.
KONFLIK
HUBUNGAN ANTARPRIBADI DAN KELOMPOK
Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Setiap
hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat
atau perbedaan kepentingan. Konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu
pihak berakibat menghalangi, menghambat, atau mengganggu tindakan pihak lain
(Johnson, 1981)
Robbins
(1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu
proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat
(sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh
positif maupun pengaruh negatif.
Sedang
menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya
kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan
manusia.
Konflik
terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini berarti, bila
kita ingin mengetahui konflik, kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku
komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik
berakar pada komunikasi yang buruk.
Berbagai
mitos tentang konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu tradisional
maupun kontemporer. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai
sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Bahkan sering kali konflik dikaitkan
dengan kemarahan, agresivitas, pertentangan baik secara fisik maupun dengan
kata-kata kasar. Sebaliknya, pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan
pada anggapan bahwa konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai
konsekuensi logis interaksi manusia.
Menurut
Myers, jika komunikasi adalah suatu proses transaksi, yang berupaya
mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaan
makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik. Konflik pun tidak hanya diungkapkan
secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut
muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan.
Jenis-Jenis Konflik
Menurut
James A.F. Stoner dan Charles Wankel, terdapat lima jenis konflik yaitu:
1. Konflik Intrapersonal
Konflik
intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi
bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus. Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
Konflik
pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang
sama-sama menarik.
Konflik
pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan
yang sama menyulitkan.
Konflik
penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang
mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2. Konflik Interpersonal
Konflik
Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua
orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
3. Konflik antar individu dan kelompok
Hal
ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan
untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja
mereka.
Sebagai
contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok
kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok
dimana ia berada.
4. Konflik antara kelompok
Yang
dimaksud disini adalah konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama.
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam
organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf merupakan merupakan contoh
konflik antar kelompok.
5. Konflik antara organisasi
Konflik
jenis ini biasanya disebut dengan persaingan. Namun berdasar pengalaman,
konflik ini ternyata menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru,
teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya
secara lebih efisien.
BAB
III
PENUTUP
Atas berkat rahmat Allah SWT lah telah
selesai makalah ini. Saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah “ Teknik Komunikasi” atas jasanya saya memperoleh ilmu baru tentang makanan asia timur.
Saya harapkan akan ada kritik dan saran untuk artikel ini karena untuk kemajuan
kita bersama dan bahwasanya tidak ada sesuatu yang sempurna melainkan Allah
SWT.
DAFTAR
PUSTAKA